Ada begitu banyak sembilu yang menikam kalbu,
menelikung pilu, menggelepak sesak.
Sembiluku sempurna berwarna biru, menghantam hati bertubi-tubi,
mengoyak asa hingga binasa.
Bagaimana dengan sembilumu, Kawan?
Masihkah terasa begitu menyakitkan?
Hmm... Mereka yang berbahagia di taman-taman bunga sana,
tentu tak akan paham pada jubah kesetiaan yang mati-matian kita kenakan.
Mereka yang tertawa-tawa di belahan dunia sana,
tentu tak akan mengerti pada jeri yang berpayah-payah kita rasai.
Namun, buku ini peduli, terlahir dan hadir tuk menemani.
Kisah-kisah menyedihkan di dalamnya seolah berperi,
"Kalian tak pernah sendiri."
"Ini bukan sekadar kumpulan cerita, ini adalah cermin hidup; cermin yang berjalan."
(Dwi Suwiknyo, penulis buku Ubah Lelah Jadi Lillah)
"Membaca sembilu dalam buku ini, membuat kita teringat cerita lama yang sudah dikubur dalam-dalam, tetapi dibangkitkan kembali dengan cara yang berbeda." (Tina Andriyani Rabbaniah, Educational Product Consultant)